News & Update

  • Home
  • Berita
  • Rektor UI Cordoba Menjadi Pembicara di Forum "Empowering Madani Values" di UNISZA Malaysia
pages-image
shape

Rektor UI Cordoba Menjadi Pembicara di Forum "Empowering Madani Values" di UNISZA Malaysia

Rektor UI Cordoba Menjadi Pembicara di Forum

Terengganu, 16 Oktober 2025

Dari ujung timur Pulau Jawa ke pesisir timur Semenanjung Malaysia, langkah Universitas Islam Cordoba (UI Cordoba) Banyuwangi tiba di Universiti Sultan Zainal Abidin (UNISZA), salah satu universitas Islam tertua di Malaysia. Di sana, UI Cordoba diundang berbagi pandangan dalam forum internasional bertajuk “Empowering Madani through FLEXS.”

FLEXS — atau Flexible Education with Soul — bukan sekadar akronim atau jargon akademik. Ia adalah gagasan yang hangat dan dalam: agar pendidikan mampu menyesuaikan diri dengan zaman tanpa kehilangan arah kemanusiaannya. Sebuah ajakan untuk menyeimbangkan antara pengetahuan dan kebijaksanaan, antara perubahan dan nilai yang menuntun.

Forum FLEXS mempertemukan para pemimpin dan akademisi dari berbagai negara Asia Tenggara dalam satu percakapan lintas tradisi dan generasi. Rektor UI Cordoba, Prof. Dr. Agus Trihartono, menjadi salah satu dari enam pembicara internasional. Ia berbagi panggung dengan Dato’ Seri Prof. Dr. Noor Inayah Yaakub dan Prof. Dr. Kamarul Shukri bin Mat Teh dari Malaysia, Prof. Dr. Sukree Langputeh dari Thailand, Dr. Alfian Yasrif Kuchit dari Singapura, dan Prof. Dr. Sema G. Dilna dari Filipina.

Flyer Intellectual Dialogue

Dalam sesi reflektifnya, Prof. Agus berbicara tentang kepemimpinan berjiwa (soulful leadership) dan kewargaan global (global citizenship) dalam pendidikan Islam. Ia mengingatkan, pendidikan sejati bukan diukur dari seberapa cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan, melainkan dari seberapa dalam memaknai nilai di tengah perubahan itu sendiri.

“FLEXS, bagi kami, adalah pengingat lembut,” ujarnya pelan.
“Bahwa fleksibilitas tanpa jiwa hanyalah reaksi, sementara flexibility with soul adalah arah dan fondasi yang menuntun pendidikan melewati zaman post-normal yang penuh ketidakpastian.”

Baginya, kepemimpinan berjiwa bukan tentang kekuasaan, melainkan tentang kehadiran yang menumbuhkan empati dan keteladanan. Sedangkan kewargaan global tidak berarti meninggalkan akar, tetapi membawa nilai-nilai pesantren yang termanifestasi dalam rahmah (kasih sayang), amanah (kepercayaan), dan integritas ke dalam percakapan dunia.

Di luar ruang wacana, Forum FLEXS juga menjadi jembatan bagi kolaborasi baru. Pada kesempatan yang sama, UI Cordoba menandatangani Letter of Intent (LoI) dengan dua mitra internasional: Universiti Sultan Zainal Abidin (UNISZA) Malaysia dan Andaman Anatolian Technology College Thailand.

Penandatanganan ini menjadi langkah awal kerja sama dalam pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat, memperluas jejaring akademik UI Cordoba di kawasan Asia Tenggara.

Namun bagi Prof. Agus, perjalanan ini lebih dari sekadar urusan akademik. Ia menyebutnya sebagai ziarah nilai, sebuah perjalanan batin dari pinggiran Nusantara untuk ikut menyalakan obor peradaban.

“Kami datang dari pinggiran,” tuturnya lembut,
“dengan keyakinan bahwa cahaya nilai dan kebersamaan dapat memancar dari mana saja, bahkan dari tepi Nusantara.”

Kehadiran UI Cordoba di Forum FLEXS menjadi penanda bahwa dari Banyuwangi, dari sebuah kampus muda di ujung timur Jawa, suara pendidikan Islam Indonesia ikut bergema: tentang masa depan pendidikan yang lentur namun bernilai, modern namun tetap berjiwa — flexible education with soul.